Sri
Junjungan Televisi (SJTV) milik Pemkab Bengkalis menayangkan siaran
langsung wawancara dengan Iin, ada keanehan yang terjadi. Saat itulah
kepercayaan Riau Pos dan rekan-rekan media lainnya timbul akan
kebenarannya cerita mati suri ini.
Keanehan
yang dimaksud adalah, ketika siaran langsung yang juga disaksikan oleh
masyarakat lewat layar monitor yang dipasang SJTV itu usai. Para kru
kemudian mematikan semua LCD yang ada. Namun anehnya LCD tersebut tak
mau mati, justru muncul di layar monitor sesosok tubuh berpostur besar
seperti laki-laki. Kendati gambar yang muncul sedikit samar, namun jelas
terlihat sosok itu berambut panjang dan bertanduk. Namun wajahnya tak
kelihatan. Para wartawan yang hadir di ruang itu pada ketakutan. Namun
sempat mengambil foto sosok itu. Kru SJTV ada yang menggigil dan
menangis.
Foto
itu diperlihatkan kepada Iin, yang waktu itu masih berada di areal
SJTV. Ia mengatakan jika sosok itu adalah jin dan ia meminta agar foto
yang diambil tersebut untuk dihapus saja. Namun Riau Pos yang turut
sempat mengabadikan gambar itu, ketika satu jam berikutnya hendak
melihat lagi, ternyata foto itu terhapus sendiri.
Meninggal Dua Jam
Azlina
adalah seorang anak yatim dari keluarga kurang mampu. 3 tahun
belakangan ia menderit penyakit kelenjar hiperteroid (gondok). Kendati
penyakit yang dideritanya sudah akut, Azlina hanya bisa pasrah, karena
ketidakadaaan biaya berobat. Namun pada Kamis, 24 Agusutus 2006 lalu,
atas kesepakatan sanak keluarga, Azlina dibawa berobat ke Mahkota
Medical Centre (MMC) Melaka.
Esok
paginya, dokter MMC memeriksa Azlina. Satu-satunya jalan untuk
penyembuhan adalah dengan jalan operasi. Namun dokter mengatakan pula
jika operasi baru dilakukan 3 bulan mendatang, mengingat tekanan
darahnya cukup tinggi.
Usai
diperiksa, rupanya kondisi Azlina makin menurun. Sektar pukul 02.00
waktu setempat, alat detak jantung yang ada di layar monitor sudah
menunjukkan garis lurus, yang berarti jantungnya sudah tak berdetak
lagi. Paman Azlina, Rustam Effendi yang turut mendampinginya sudah
pasrah, jika ponakan sudah meninggal. Namun saat ia menanyakan pada
dokter apakah Azlina benar-benar sudah meninggal, dokter hanya diam.
Namun terus saja melakukan berbagai upaya termasuk memasang alat pacu
jantung.
Kendati
sudah tak bernafas, dokter tetap belum mau memberikan pernyataan Azlina
meninggal. Dan selama 2 jam terus-menerus melakukan pacu jantung.
Ajaib, tiba-tiba jantung Azlina berdetak, kendati lemah. Dokterpun
buru-buru membawanya ke ruang ICCU. Selama 2 hari ia di ruang ICCU dalam
keadaan koma.
Setelah
mendapat perawatan yang intensif, kondisi Azlina berangsur-angsur
pulih. Dan karena belum bisa dioperasi, keluarganya pun membawanya
pulang ke Bengkalis.
Jumpa Alam Barzah
Riau
Pos memang tak tahu persis, apakah kondisi seperti itu bisa dikatakan
dengan mati suri. Namun ada cerita di balik tak bernafasnya Azlina
selama 2 jam dan koma selama dua hari itu. Jika disimak benar-benar
cerita yang terkesan memang tidak dikarang-karang oleh Azlina itu,
setidaknya menyadarkan kita akan alam lain yang bakal kita jalani kelak.
Menurut
Azlina, ia sangat merasakan saat nyawanya dicabut dari kaki kanan,
sakitnya seperti badan dikuliti. Ketika arwahnya sudah berada di alam
lain, ia melihat jasadnya dan pamannya serta dokter di ruang Rumah
Sakit. Tak lama setelah itu ia kemudian dibawa oleh dua malaikat. Kepada
malaikat, Azlina minta ingin bertemu dengan ayahnya.
Atas
permintaan Azlina itu, ia kemudian dipertemukan dengan seorang
laki-laki muda berparas ganteng seusia 17 tahun. Kepadanya dikatakan
kalau pria itu adalah ayahnya. ‘’Saya tak percaya karena waktu meninggal
ayah saya berumur 54 tahun, tapi melaikat mengatakan jika itu adalah
ayah saya,’’ cerita Azlina.
Pada
pertemuan di alam gaib itu, ayahnya menyuruh Azlina untuk kembali lagi
ke dunia, karena belum waktunya Azlina berada di alam barzah. Setelah
bertemu ayahnya, cerita Azlina lagi, ia dibawa ke suatu tempat yang di
situ ditemuinya wanita-wanit berjilbab dan jumpa seribu malaikat. Di
tempat itu, ia didudukkan pada sebuah kursi yang sangat empuk yang kata
Azlina keempukan kursi itu sebanding dengan 8 busa yang ada di dunia.
Saat
duduk di kursi empuk itu, di sebelahnya ada seorang wanita yang
wajahnya mirip wajah Azlina. ‘’Waktu saya tanya siapa dia, wanita itu
mengatakan jika ia adalah amal jariyah saya. Bersama wanita dan 2
malaikat, saya terus dibawa melihat-melihat, dan kali ini saya dibawa ke
suatu tempat penyiksaan. Di tempat itu, ada 10 orang laki-laki yang
disiksa. Ada yang memakai pakaian compang-camping , badannya bernanah
dan bau busuk, ada yang memikul besi seberat 100 ton dengan
terbungkuk-bungkuk. Setelah tanya tanyakan kenapa ia laki-laki, rupanya
ia suka membunuh dan dukun santet,’’ cerita Iin.
Terus
lanjut Azlina, ada pula ustad yang dihantam dengan benda panas dan
lahar panas, rupanya ustad itu sudah berzina dengan isteri orang. Ada
pula yang ditusuk dengna pisau hingga tembus sebanyak 80 kali. Orang itu
suka membunuh tapi tak pernah merasa bersalah.
‘’Bermacam-macam
penyiksaan saya saksikan.Saya kemudian dibawa lagi membawa malam yang
sangat gelap. Saking gelapnya saya tak kenal dengan malaikat yang
membawa saya dan amal jariyah yang menemani saya. Ketika saya melangkah
dua langkah saya dengar orang berzikir. Dan tiba-tiba saja dileher saya
sudah tergantung sebentuk rantai yang setelah saya pegang ternyata
tasbih sebanyak 99 butir. Ketika saya tanyakan kepada amal jariyah saya,
dikatakan jika Allah menyuruh saya berzikir selama dalam perjalanan
dengan tasbih itu,’’ tambahnya.
Di
tempat gelap itu, kata Azlina ia melangkah lagi, pada langkah ke 7 ia
melihat sebuah benda berbentuk tepak sirih yang dari celahnya
memantulkan cahaya dan dibelakang benda itu ada tulisan Arab Qusnul
Qotimah. Oleh Azlina cahaya itu kemudian diambilnya dan menyapukan ke
wajahnya.
‘’Setelah
10 hari perjalanan, saya dengar suara azan yang suaranya sangat beda
dengan azan yang biasa saya dengar, lembut sekali. Saya kemudian dibawa
ke Masjid Nabawi dan melihat makam Nabi Muhammad. Di makam Nabi itu ada
pintu kecil dan saya melihat seseorang memberi makan anak-anak fakir
miskin. Tiba-tiba cahaya yang sebelumnya diambil dari benda berbentuk
tepak sirih dan disapu ke muka saya, memantul dari tangan saya untuk
kemudian menjadi cahaya yang besar,”sebutnya.
Dari
cahaya itu lanjutnya, kemudian muncul sesosok manusia berwajah ganteng
kulit kuning langsat, ”Matanya sayu pandangannya luas terbentang. Raut
mukanya seperti orang Asia, tapi wajahnya tak kelihatan dengan jelas.
Setelah saya Tanya sama amal jariyah saya, dijawab jika Qusnul Qotimah
menerangi makam Nabi. Saya dikatakan mendapat hidayah dan safaat dari
Allah,’’ urai Azlina lagi.
Dari
tempat itu, sambung Azlina lagi, ia dibawa lagi ke suatu tempat, dimana
ia melihat jutaan manusia menangis disiksa dan minta kiamat dipercepat.
Meskipun antara ia berdiri dengan orang-orang yang disiksa itu hanya
berjarak 5 meter, namun ia tak dapat menolong. Selama dalam perjalanan
itu pula ia dapat menghafal Alquran sebanyak 30 juz dan Katam sebanyak 3
kali, membaca Yassin 1.000 kali dan membaca Shalawat untuk 1.000 nabi.
‘’Rasanya
perjalanan yang saya lalui dari sepanjang Arab Saudi atau seperti dari
Sabang ke Merauke,’’ ujar Azlina yang mengaku ketika ia belum sakit juga
pernah melihat cahaya saat melakukan salat tahajud dan cahaya itu juga
disapukannya ke mukanya seperti yang dilakukan ketika ia dibawa
berjalan.
Banyak Perbedaan
Banyak
perbedaan yang terjadi pada diri Azlina alias Iin setelah dan sebelum
ia mati suri. Perbedaan tingkah laku itu sangat dirasakan, terutama bagi
keluarga terdekat yang tahu persis akan keseharian Iin.
Seperti
dikatakan pamannya Rustam Effensi SAg, sebelum ini sosok Iin adalah
pribadi yang pendiam dan suka grogi jika berjumpa banyak orang. Soal
ibadah, ia juga biasa-biasa saja. Hanya saja ia rajin salat tahajud dan
membaca Alquran. Tapi bukan hafal Alquran.
Tapi
setelah kejadian ini, seperti juga yang Riau Pos saksikan sendiri, ia
bercerita penuh percaya diri. Ceritanya juga tak terkesan dibuat-buat.
Bahkan selama beberapa jam siaran langsung di SJTV bicaranya sangat
lancar berdakwah. Padahal sebelumnya, ia tak terlalu paham apa-apa yang
diuraikannya kemarin itu. Ia berdakwah seperti lazimnya ustadzah.
‘’Selama
ini ia bukanlah hafal Alquran. Tapi sekarang ia hafal Alquran. Percaya
dirinya juga sangat tinggi, dan tidak malu-malu seperti sebelumnya.
Kulitnya juga berbeda dari sebelumnya,’’ ungkap Rustam sembari
mengatakan jika sebelumnya kulit Azlina sedikit gelap. Namun yang
dilihat sekarang, putih bersih bercahaya.
Terlepas
percaya atau tidak akan kejadian seperti yang diceritakan Azlina dan
keluarganya itu, namun jika kita berhadapan langsung dengan Azlina, dan
mendengar ceritnya, kita pun jadi merinding.
Subekhanallah...
BalasHapusAllah akbar...